"Apakah kemiskinan itu, Bu? Anak-anak di taman bilang kita miskin. Benarkah itu, Bu?"
"Tidak, kita tidak miskin, Aiko"
"Apakah kemiskinan itu?"
"Miskin berarti tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan kepada orang lain."
"Oh? Tapi kita memerlukan semua barang yang kita punyai, apakah yang dapat kita berikan?"
"Kau ingatkah perempuan pedagang keliling yang ke sini minggu lalu? Kita memberinya sebagian dari makanan kita kepadanya. Karena ia tidak mendapat tempat menginap kota, ia kembali ke sini dan kita memberinya tempat tidur."
"Kita menjadi bersempit-sempitan"
"Dan kita sering memberikan sebagian dari sayuran kita kepada keluarga Watari, bukan?"
"Ibulah yang memberinya. Hanya saya sendiri yang miskin. Saya tak punya apa-apa untuk saya
berikan kepada orang lain."
"Oh, kau punya. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan kepada orang lain. Pikirkanlah hal
itu dan kau akan menemukan sesuatu."
"Bu! Saya mempunyai sesuatu untuk saya berikan. Saya dapat memberikan cerita-cerita saya kepada
teman-teman saya. Saya dapat memberikan kepada mereka cerita-cerita dongeng yang saya dengar
dan baca di sekolah. Juga cerita-cerita Alkitab dari Sekolah Minggu."
"Tentu! Kau pintar bercerita. Bapakmu juga. Setiap orang senang mendengar cerita."
"Saya akan memberikan cerita kepada mereka, sekarang ini juga!"
Nampaknya yang perlu ditanyakan bukanlah "Apakah saya punya?", karena kita pasti mempunyai
sesuatu. Melainkan "Apakah yang saya punya?" yang bisa diberikan -waktu, perhatian, cerita, tenaga,
makanan, tumpangan, uang, ...
Pertanyaannya bukanlah "Seberapa saya punya?", karena kekayaan sejati lebih ditentukan oleh
oleh : ^_^
6 comments:
artikel yang bagus mas ,hidup terasa lebih menyenangkan ketika kita mau berbagi.....
hebat, sangat inspiratif dan motivasi pembaca :)
mantap gan semua artikel nya
apa kita masih miskin ???
artikel menarik kita tidak miskin
yayaya,,, yang penting apa yang telah kita berikan :)
Post a Comment